Monday, September 26, 2016

its okay to say No

Berteman sih berteman tapi tetep harus realistis, dalam artian kita tetap punya karakter walaupun berteman dengan siapa aja, gampang nya ga kebawa arus alias copy cat membabi buta agar diterima di suatu komunitas,  itu menurut saya sih ya. Tapi hal ini juga saya tularkan ke Saka, bahwa berkata tidak atau menolak itu bukan masalah dan bukan berarti kejam hehehe. 

Teman itu pengaruhnya besar terhadap kepribadian anak, eh jangankan ke anak anak ya, kita aja yang setua ini masih kok suka kebawa arus pertemanan, jujur deeh hihihihi. Kalo kebiasaan baik sih hayuk aja, nah kalau kebiasaan yang kurang baik ini yang harus di tegesin. Jadi kita sebagai ortu juga harus fast response kalo dapat radar begini kan ya.

Beberapa kali Saka cerita ada teman yang suka memaksakan kehendak mereka ketika bermain, ada yang tiba - tiba saya mendapati Saka jadi suka ngomongin kejelekan teman yang saya tau ini bukan kebiasaan dia. Terus apakah saya diam saja, ooh tentu tidak. Saya selipkan iklan iklan ketika kami ngobrol santai bahwa ada hal hal baik dari teman yang bisa kita contoh, tapi hal hal buruknya kita tinggalkan saja. Dan Saka balik bertanya kalau temen marah ketika kita tolak gimana, saya bilang apakah Saka suka di perlakukan seperti itu dan dia jawab tidak mau. So its okay untuk berkata tidak dalam pertemanan, begitu pun sebaliknya kita juga tidak boleh memaksakan kehendak ke teman, dan Saka setuju 

Ada yang beberapa ortu yang beranggapan bahwa masalah anak - anak sebaiknya ortu tidak terlalu ikut capur atau menganggap serius. Ada juga yang bilang bukan tugas kita to educated everybody....no, bukan itu poin nya, kita educate aja anak kita sendiri, dan semoga dengan pondasi yang kuat anak anak kita tidak gampang goyah ikut arus pergaula  dan  semoga bisa menularkan kebaikan ke lingkungan bermainnya, dan 1 hal lagi ketika kita melihat dan tau ada yang tidak benar terjadi ( dilingkungan kita ) maka kewajiban kita lah yang memberitahu anak anak bahwa tindakan mereka kurang tepat, alias jadi wasit yang mengawasi kegiatan itu berjalan aman, ketika tidak aman maka Wasit turun tangan untuk menghentikan, menginformasikan aturan main, dan mempersilahkan permainan lanjut lagi. It takes a village to raised a kid, right? jangan acuh sama lingkungan....

Gampang  jadi Wasit....susah susah gampang, karena kita harus aware tanpa membela pihak manapun. Kejadian nih semalem, Saka bermain dengan 3 temannya lalu tiba tiba Saka dan temannya si A berbisik bisik dan saya tau ada yang ga beres hihihi. Lalu saya komen mainnya bersama sama yang rukun, akirnya temannya bilang kalo teman B nya tidak di perbolehkan mengambil mainan termometer oleh Saka, lalu saya tanya apakah teman B sudah ijin ke Saka dan teman B bilang sudah, lalu saya tanya apakah Saka memberi ijin dan Saka jawab tidak mengijinkan ( Saka sempat bertanya bener kan kalau dia ber hak bilang tidak ). Maka saya bilang ke mereka bahwa mainan ini punya Saka, yang ingin meminjam mainan harus atas ijin Saka dan ketikan tidak di ijinkan maka tidak boleh memaksa, atau kalo memang Saka tidak mengijinkan maka cobalah untuk nego kira kira mainan apa yang boleh di pinjam, dan mereka setuju lalu saya persilahkan mereka main bersama sama lagi #lalalala. Dan saya sisipkan juga aturan ijin ini berlaku untuk siapapun dan dimanapun.

Fuuuiiiihhhh #lapkeringat. Pasti lah ada salah satu pihak yang kecewa dengan penolakan atau situasi ini, its okay...anak anak harus bisa menghandle rasa kecewa dengan aman, gede nya ntar juga bakalan banyak yang bikin mereka kecewa kok hihihi, jadi latihan dari dini ya nak #tssaaahh.

Learn something? of course i learn something that its okay to say NO, here is my opinion:

  1. We can never control everybody’s opinion of you. Whatever we do, whatever we say, people will judge, either fairly or harshly. Don’t sweat this small thing. Don’t let it ruin our day.
  2. We’re the only one who can really identify our priorities in life. Our happiness will be made up of the choices that we make in life. If we’re not sure about something, say no to it.


It’s our call. Live the life we want! Make our own destiny. It can all start if we realize that it’s okay to say no. Udah ga jaman ikut arus euy, sekarang jaman nya create something to a better life. Saka will learn this too....kaga ada ilmunya di Sekolah gedung, adanya di sekolah emak ilmu beginian hihihi.



Love,
R

No comments:

Post a Comment